Sabtu, 23 November 2013

Kecerdasan Intelektual (IQ)


 Memasuki abad ke-20 kita mengenal sebuah istilah populer yang berkaitan dengan kecerdasan IQ(Intelligent Quotient. IQ merupakan daya nalar dan logika seseorang yang berupa kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru, menganalisis, dan sebagainya. IQ digunakan untuk memetakan kemampuan kognitif dan kesiapan seseorang untuk mempelajari berbagai hal.

Pada tahun 1905 psikolog Prancis, Alfred Binet, menyusun suatu tes kecerdasan terstandarisasi. Binet merancang tes kecerdasannya ini untuk mengidentifikasi pelajar-pelajar disekolahnya saat itu yang membutuhkan bantuan khusus. Binet tidak mencari anak-anak yang berbakat luar biasa, seperti yang berlangsung di kemudian hari. Lebih jauh lagi, Binet berusaha untuk memastikan bahwa anak-anak yang memiliki persoalan-persoalan dalam perilaku ini tidak lantas dianggap, secara terburu-buru, sebagai orang yang bodoh/tidak cerdas. Tes yang dikembangkan oleh Binet ini kemudian disusun kembali oleh Lewis Terman. Sekarang metode tes IQ masih digunakan untuk membantu para pelajar yang memerlukan pelajaran tambahan dan perhatian lebih.

Pada awal tahun 1990-an, Daniel Goleman memperkenalkan teori baru yang dinamakan Emotional Intelligence (EQ). Kemudian disusul oleh Danah Zohar dan Ian Marshall yang mempopulerkan teori Spiritual Intelligence (SQ). Secara esensial, kedua teori tersebut memberikan sebuah terobosan ilmiah yang betul-betul baru. Namun mereka telag mensintesakan,mengemas, dan memopulerkan sekian banyak studi dan riset terbaru di berbagai bidang keilmuan ke dalam sebuah formulasi yang cukup populer. Pendapat mereka ini sekaligus menjelaskan bahwa aspek kecerdasan manusia ternyata lebih luas dari sekedar apa yang kita ketahui selama ini.


Menurut Goleman ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan yang konversional tersebut. Ia menyebutkan dengan istilah kecerdasan emosional dan mengaitkannya dengan kemampuan untuk mengelola perasaan. Kemampuan emosional ini adalah kemampuan untuk mempersepsi situasi, bertindak sesuai dengan persepsi tersebut, kemampuan untuk berempati, dan sebagainya. Jika kita tidak mampu mengelola “aspek rasa”kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar