Rabu, 01 Mei 2013

Wayang Arjuna


Arjuna (Sanskerta: अर्जुन; Arjuna) adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracaritaMahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu Pandudewanata, raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura.
Arjuna merupakan teman dekat Kresna, yaitu awatara (penjelmaan) Batara Wisnu yang turun ke dunia demi menyelamatkan dunia dari kejahatan. Arjuna juga merupakan seorang yang sempat menyaksikan "wujud semesta Kresna" menjelang perang Bharatayuddhaberlangsung.
 Ia juga menerima ajaran Bhagawadgita atau "Nyanyian Dewata", yaitu wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna kepadanya sesaat sebelum perang Bharatayuddha berlangsung karena Arjuna mengalami keragu-raguan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang Ksatria dimedan perang.

Dalam bahasa Sanskerta, secara harfiah kata Arjuna berarti "bersinar terang", "putih" , "bersih". Dilihat dari maknanya, kata Arjuna bisa berarti "jujur di dalam wajah dan pikiran".
Arjuna mendapat julukan "Kuruśreṣṭha" yang berarti "keturunan dinasti Kuru yang terbaik". Ia merupakan manusia pilihan yang mendapat kesempatan untuk mendapat wejangan suci yang sangat mulia dari Kresna, yang terkenal sebagai Bhagawadgita (nyanyian Dewata).
Di Nusantara, tokoh Arjuna juga dikenal dan sudah terkenal dari dahulu kala. Arjuna terutama menjadi populer di daerah JawaBaliMadura, danLombok. Di Jawa dan kemudian di Bali, Arjuna menjadi tokoh utama dalam beberapa kakawin, seperti misalnya Kakawin ArjunawiwāhaKakawin Pārthayajña, dan Kakawin Pārthāyana (juga dikenal dengan nama Kakawin Subhadrawiwāha. Selain itu Arjuna juga didapatkan dalam beberapa relief candi di pulau Jawa misalkan candi Surowono.

Arjuna dalam dunia pewayangan Jawa
Arjuna juga merupakan seorang tokoh ternama dalam dunia pewayangan dalam budaya Jawa Baru. Di bawah ini disajikan beberapa ciri khas yang mungkin berbeda dengan ciri khas Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dengan bahasa Sansekerta.

Sifat dan kepribadian
Arjuna seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin. dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain: Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada).

Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudaranya yang lain di gunung Himalaya.
Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih meski mampu melakukan tapa yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi tua Jawa, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya. Sangat berbeda dengan Yudistira, dia sangat menikmati hidup di dunia. Petualangan cintanya senantiasa memukau orang Jawa, tetapi secara aneh dia sepenuhnya berbeda dengan Don Juan yang selalu mengejar wanita. Konon Arjuna begitu halus dan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dayang, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Ia sangat berbeda denganWrekudara. Dia menampilkan keanggunan tubuh dan kelembutan hati yang begitu dihargai oleh orang

Jawa berbagai generasi.

Pusaka
Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, atara lain: Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa (putra Arjuna), Panah Sangkali (dari Resi Drona), Panah Candranila, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Pasupati (dari Batara Guru), Panah Naracabala, Panah Ardhadhedhali, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu), Terompet Dewanata, Cupu berisi minyakJayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani) dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain: PanglimunanTunggengmayaSepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama. Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).

Julukan
Dalam wiracarita Mahabharata versi nusantara, Arjuna banyak memiliki nama dan nama julukan, antara lain: Parta (pahlawan perang), Janaka(memiliki banyak istri), Pemadi (tampan), DananjayaKumbaljaliCiptaning Mintaraga (pendeta suci), PandusiwiIndratanaya (putra Batara Indra),Jahnawi (gesit trengginas), PalgunaIndrasutaDanasmara (perayu ulung) dan Margana (suka menolong). “Begawan Mintaraga” adalah nama yang digunakan oleh Arjuna saat menjalani laku tapa di puncak Indrakila dalam rangka memperoleh senjata sakti dari dewata, yang akan digunakan dalam perang yang tak terhindarkan melawan musuh-musuhnya, yaitu keluarga Korawa.

Kebijakan apa yang akan anda putuskan untuk memenangkan globalisasi (menjadi pemenang)


Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksiyang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi danbudaya masyarakat.

Kebijakan yang akan saya lakukan dalam memenangi globalisasi adalah

1.    Saya ingin menanam serta menumbuhkan nilai-nilai yang ada dipancasila sebagai salah satu filter untuk dalam menyaring serta menelaah mana yang baik untuk saya dan mana yang buruk untuk saya karena, pada dasarnya di era globalisasi saat ini nilai-nilai pancasila sangat dibutuhkan oleh setiap individu di era yang serba canggih seperti sekarang ini .
2.    Berusaha menanam jiwa patrotisme dalam diri setiap individu sebagai suatu bentuk wujud kecintaan kita sebagai masyarakat Indonesia demi menjaga persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia dalam mempertahankan NKRI .
3.    Menjaga serta mengembangkan budaya bangsa Indonesia agar budaya bangsa Indonesia tidak menghilang seiring berjalannya era globalisasi saat ini serta menolak budaya-budaya asing yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam pancasila
4.    Berusaha mencintai dam mengembangkan produk-produk yang dibuat oleh dalam negeri agar produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk-produk asing di dunia internasional, agar nantinya dapat memajukan perekonomian bangsa Indonesia dan nantinya dapat mensejahterakan rakyat-rakyat Indonesia sering dengan era globalisasi yang modern seperti sekarang ini .
5.    Mengikuti perkembangan jaman serta kemajuan teknologi agar bangsa Indonesia tidak tertinggal oleh Negara-negara maju yang lain karena, pada dasarnya teknologi merupakan salah satu komponen yang penting dalam era globalisasi sepert sekarang ini atau dengan lain dapat mengikuti seleksi alam yang terjadi seperti saat ini .
Mungkin itu merupakan kebijakan-kebijakan yang akan saya putuskan untuk memenangkan era globalisasi seperti saat ini dimana persaingan semakin ketat .

Perdukunan vs Globalisasi


Pada era globalisasi yang sangat berkembang cepat seperti sekarang ini, banyak individu ataupun masyarakat yang sekiranya bersaing secara ketat antara satu dengan yang lain, dan tidak banyak individu juga yang ingin mencari suatu masukan dari orang lain ataupun mencari jalan pintas yang di anggap dapat memenangi persaingan dengan individu lain. Hal seperti itu tidak asing lagi bagi masyarakat pada umumnya pada masa era globalisasi pada sekarang ini, dimana salah satunya adanya banyak orang yang berbondong-bondong mencari seseorang yang dianggap mempunyai suatu kelebihan yang dianggapnya dapat memberikan suatu gambaran kedepan bagi individu, dimana salah satu nya lewat praktik perdukunan seperti yang sedang heboh dibicarakan saat ini.

Apakah sebenarnya praktik perdukunan itu ? praktik perdukunan sebenarnya adalah suatu praktik yang tidak bersifat fisik dan praktik yang sifatnya non medis, dimana yang membuka praktik tersebut merupakan orang pintar yang dianggap memiliki kelebihan ataupun memiliki ilmu kebatinan yang tidak semua orang memilikinya yang dalam kata lain yang sering didengar oleh masyarakat khususnya masyarakat Indonesia adalah dukun.

Perdukunan sebenarnya bukan terjadi pada saat era globalisasi yang modern saat sekarang ini saja, tetapi sudah ada sejak dulu kala pada saat jaman nenek moyang kita yang namanya praktik perdukunan sudah terjadi dimasyarakat, bahkan praktik perdukunan yang terjadi saat sekarang ini dengan praktik perdukunan yang jauh sebelum era globalisasi yang modern ini kata-kata perdukunan lebih dikenal oleh masyarakat sebelum era globalisasi saat ini karena, di era globalisasi saat ini sudah terdapat banyak cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan secara kasat mata melalui cabang-cabang ilmu tersebut.

Sebenarnya praktik perdukunan ini hanyalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh setiap individu yang memiliki persepsi yang saling berbeda satu dengan yang lainnya, baik suatu kepercayaan yang sudah turun-menurun yang dimiliki orang masing-masing individu. Di era globalisasi saat ini, hal seperti perkunanan sebenenarnya sudah mulai pudar di masyarakat seiring dengan teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini, disamping itu juga masyarakat sudah pintar untuk memilah hal-hal yang menurutnya baik atau tidak karena, pada dasarnya segala sesuatu berasal dari Tuhan Yang Maha Esa bukan berasal dari manusia karena, pada dasarnya manusia hanya dapat bertindak serta berdoa dan hanya Tuhan Yang Maha Esa sajalah yang dapat menentukan segala yang menurut Tuhan terbaik untuk kita bukan terbaik untuk orang lain .