Ravi dan rekannya beradu tatap, kemudian
menuliskan kode di atas kertas putih dan menyerahkan kepada seorang pria di
pinggir panggung. Pria itu menggeser bidak catur di papan besar sesuai langkah
yang diinginkan bocah belasan tahun tersebut. Ravi dan rekannya tidak bisa
melihat papan bidak tersebut. Mereka bermain dengan pikiran, membayangkan,
mengingat langkah sebelumnya, memperkirakan langkah lawan, sekaligus memikirkan
langkah bidak sendiri guna mengunci lawan. Permainan sebagai pembuka acara
diskusi mengenain “Optimisasi Otak untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia” yang
diselengarakan PfizerPressCircle itu selesai setelah 12 langkah. Permainan
“Catur Buta” itu bagi Ravi, yang master catur pada usia belia, tidaklah
terlampau sulit. Aksi bocah itu sekaligus menggambarkan betapa menakjubkannya
kerja otak.
Iteligensi hanyalah satu kemampuan
kapasitas otak. Fungsi dasar otak antara lain melihat, merasa, meraba,
bergerak, keseimbangan, mendengar, dan pengaturan fungsi organ tubuh. Adapun
fungsi luhur otak adalah seputar intelektual kognitif, ingatan, perilaku, dan
emosi.
Otak memiliki sekitar 100 milliar sel
dengan kecepatan berkembang neuron atau sel otak 50.000-100.000 per detik.
Sebagiannya akan mati. Sel-sel mengatur diri menjadi kluster. Kluster yang
rapat disebut modul, sedangkan kluster yang menjalin hubungan komunikasi dengan
modul-modul lain disebut dengan sirkuit.
Pembentukan inteligensi terjadi ketika
sirkuit-sirkuit membentuk hubungan-hubungan yang spesifik guna memproses informasi
yang masuk ke otak, membentuk suatu sistem. Setiap sistem berhubungan dengan
sistem lain membentuk daerah spesifik di korteks yang membentuk sistem
pembelajaran otak.
Begitu mengagumkan sekaligus
misteriusnya otak manusia yang telah Tuhan ciptakan untuk kita. Tak heran,
berbagai mitos seputar otak dan kecerdasanbermunculan, begitu pula satu per
satu berbagai penelitian mematahkan mitos-mitos tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar