Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami.
E. Kosasih (2003:26),
menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula
dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan
yang teratur.
Pendapat lain dinyatakan
Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa
manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses
berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari
pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.
Karangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu karangan
ilmiah dan karangan non ilmiah.
A.
KARYA ILMIAH
I. Pengertian karangan ilmiah menurut para ahli
adalah:
a. Brotowidjoyo (1985: 8-9) mengatakan bahwa
“karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”.
b. Wahyu (2001: 61) mengatakan bahwa “suatu
karangan dapat dikatakan ilmiah jika ia mengungkapkan suatu permasalahan dengan
metode ilmiah”.
c. Maryadi dalam Harun, dkk (2001: 14)
mendefinisikan karya ilmiah yaitu “suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu
permasalahan tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan”.
d. Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah
karya seorang ilmuwan( yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperolehnya melalui
kepustakaan,kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan oranglain
sebelumnya.(Dwiloka dan Riana, 2005:1-2)
e. Salah satu dasar penggolongan karangan
disebut oleh jones(1960), yang membagi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah,
berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta umum dan fakta
pribadi.(Haryanto dkk, 2000:7) Penggolongan bisa pula dilakukan
berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak
ilmiah. Bila karangan menyajikan fakta umum maupun pribadi, namun disajikan
tidak dengan metoda yang baik dan benar maka disebut karangan yang tidak
ilmiah(Haryanto dkk, 2000:7)
Dari beberapa pendapat ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah hasil
penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang
atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan,
memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar
mendapatkan kawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada.
Pada
dasarnya dapat di tarik kesimpulan bahwa karya ilmiah merupakan karya hasil
pengembangan berbagaimacam ilmu yang menggunakan berbagai macam metode ilmiah
baik dari kepustakaan , kumpulan pengalaman, penelitian hingga dengan mengacu
pada pengetahuan atau pendapat oranglain sebelumnya, dan disajikan dengan
sistematika yang berlaku dalam kepenulisan karangan ilmiah yang mutakir
mennggunakan bahasa yang baku sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
II. Ciri
Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan
berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai
ciri-ciri seperti berikut ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini
menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa
terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh
karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat
pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan
tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan
cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa
dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.
Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan
pola deduktif.
5. Menyajikan fakta
(bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan,
uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta.
Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti
orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang
seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar)
hendaknya dihindarkan.
6. Tidak
Pleonastis
Maksudnya kata-kata
yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
7. Bahasa yang
digunakan adalah ragam formal.
III. Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah
syarat-syarat karya ilmiah :
1.
Karya tulis
ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2.
Keindahan karya
tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3.
Alur pikir
dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4.
Karya tulis
ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun
mendukung alur pikir yang teratur.
5.
Karya tulis
ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu
dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6.
Karya tulis
ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan),
deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
B. KARYA TULIS NON-ILMIAH
Karya non-ilmiah adalah
karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
I.
Ciri-ciri karya
tulis non-ilmiah :
1.
ditulis
berdasarkan fakta pribadi,
2.
fakta yang
disimpulkan subyektif,
3.
gaya bahasa
konotatif dan populer,
4.
tidak memuat
hipotesis,
5.
penyajian
dibarengi dengan sejarah,
6.
bersifat
imajinatif,
7.
situasi
didramatisir,
8.
bersifat
persuasif.
9.
tanpa dukungan
bukti
II. Karya non-ilmiah bersifat:
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.
III.
Jenis-jenis yang
termasuk karya non-ilmiah adalah :
1.
dongeng
2.
cerpen
3.
novel
4.
drama
5.
roman.
C. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN KARYA NON-ILMIAH
Istilah karya ilmiah dan
nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan
tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah
maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang
dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi. Ketiga, dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk
semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara
karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah pada
pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam
karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu,
dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin
dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian
istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari
segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan
dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah
agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah
memiliki pendahuluan (preliminaris) yang
tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik
karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang
tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi;
yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen,
cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat
bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta
umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya
bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah
bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,
lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta
tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian
imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Hal yang membedakan karangan ilmiah dengan karangan
non-ilmiah adalah cara penyajianya, karangan ilmiah akan menyajikan
fakta namun tidak menggunakan metode ilmiah maka karangan tersebut
belum disebut karangan ilmiah.
DAFTAR
PUSTAKA :
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar