Penalaran merupakan suatu proses berpikir seorang manusia
yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang kemudian dapat menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian terhadap suatu hal. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui sehingga proses inilah yang
sering disebut dengan menalar. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah
mingkin juga tidak bersifat ilmiah.
Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut premis (antesedence) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Melalui proses penalaran,
kita memperoleh kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.
Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis
berdasarkan fakta yang relevan.
Penalaran mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu antara lain dilakukan
dengan sadar, didasarkan
oleh sesuatu yg sudah d ketahui, sistematis, terarah dan bertujuan,
menghasilkan kesimpulan yang dapat
berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru, sadar tujuan, premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori
yang di dapatkan, pola
pemikiran tertentu, dan sifat empiris nasional. Kegiatan
penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari proses
penalaran itu dapat dibedakan menjadi 2 metode penalaran yaitu metode penalaran
induktif dan metode penalaran deduktif
A. Metode Penalaran induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf
Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdens, shafel muter, salsa (dan Kripton), free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka
menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat.
Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian
budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan
budaya tradisional.
Terdapat 3 jenis dalam metode penalaran induktif
1) Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Generalisasi dibagi menjadi 2, yaitu :
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Generalisasi dibagi menjadi 2, yaitu :
·
generalisasi sempurna : generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat
dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
·
Generalisasi tidak sempurna : generalisasi berdasarkan
sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki.
2) Analogi
Adalah membandingkan dua
hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi,
yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain,
dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya. Dalam
berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan
baru itu.
3) Hubungan akibat sebab
Hubungan akibat sebab
merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang
dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin
telah menimbulkan akibat tadi.
B.
Metode Penalaran Deduktif
Penalaran
Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut
dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh
: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Terdapat 5 jenis metode penalaran deduktif
diantaranya :
1) Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
2) Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
3) Premis
Premis adalah pernyataan yang
digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan
dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor
(premis yang termnya menjadi subjek).
Contohnya : Semua Tanaman
membutuhkan air. Akasia adalah tanaman. Akasia membutuhkan air.
4) Proposisi
Proposisi adalah kalimat logika yang merupakan
pernyataan tentang antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau
salah. Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan atau
mengingkari.
Contohnya : Proposisi yang menyuguhkan “Semua orang
Negro hitam” dan proposisi yang mengingkarinya “Semua orang Negro tidak hitam”.
5) Term
Term adalah suatu kata atau
kelompok kata yang menempati subjek (S) dan predikat (P). Tidak semua kata
adalah term , meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata pada
dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak
semua kata pada dirinya sendiri sebagai subyek atau predikat didalam suatu
proposisi.
Contohnya : Orangtua asuh,
Pecinta Alam. Binatang
DAFTAR
PUSTAKA :
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar